Kamis, 15 Desember 2016

Peran Engineer Dalam Memajukan Bangsa




Peran Engineer Dalam Memajukan Bangsa
Peran Engineer Dalam Memajukan Bangsa

Peran Engineer Dalam Memajukan Bangsa

Fakultas Teknik gelar seminar “Becoming An Engineer” di Kemala Ballroom Universitas Esa Unggul, sekaligus penandatangan MOU antara Kemenakertrans RI dengan universitas Esa Unggul tentang K3i pada Rabu 14 Desember 2016.
Kegiatan ini mengundang narasumber dari pemerintah, asosiasi, swasta dengan peserta dari lingkungan akademisi, peneliti, pemerintah, swasta, Mahasiswa, Kepala Sekolah SMA, dan umum. “Seminar yang dilakukan adalah untuk peningkatan kompetensi mahasiswa program studi teknik industri dan perencanaan wilayah kota.
Acara di mulai dengan pidato sambutan dari dekan Fakultas Teknik Universitas Esa Unggul, Dr. Ir. Novi Erni, MM dan sambutan Rektor Universitas Esa Unggul, Dr. Ir. Arief Kusuma AP, MBA. Rektor menekankan tanpa seorang engineer, sebuah negara tidak dapat membangun negaranya secara maksimal. Engineer yang handal, berpengalaman dan dapat menjadi seorang pemimpin, akan dibutuhkan oleh nagara manapun dan dapat dipastikan peran engineer sangatlah penting.
“Untuk dapat bersaing dengan negara lain, Indonesia sangat membutuhkan kontribusi dari engineer, tanpa seorang engineer sebuah negara akan bargantung oleh negara lain yang mempunyai engineer. Terutama dalam menghadapi era MEA dimana para engineer dalam negeri dituntut untuk dapat lebih bersaing dengan para tenaga kerja asing yang akan membanjiri Indonesia”, ungkap Rektor.
1. Pagi Mulai jam 10.00 – 12.15 WIB Seminar yang diselenggarakan prodi Teknik Industri, dimana Pembicara pertama : Ir, Dani Adriananta, MBA (Presdir Pelita Air Service), dan pembicara kedua Ir. Amri AK, MM (Direktur K3i KEMENAKERTRANS RI) itu mengisi materi tentang :
Peran Teknik Industri dalam business dan Manajemen Korporasi dilanjutkan dengan peran teknik industri diimplementasikan pada keselamatan dan kesehatan kerja Industri.
2. Penandatanganan MOU antara Prodi Teknik Industri dengan Kemenakertrans tentang Peningkatan Kompetensi Teknik Industri pada Keselamatan dan kesehatan kerja industri dalam hal ini penandatanganan dilakukan oleh Rektor Universitas Esa Unggul dengan Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementrian Ketenaga Kerjaan R.I.
dilanjutkan setelah makan siang oleh pembicara ketiga Ir.Suprajaka, MT (Badan Informasi Geospasial), pembicara keempat Ir. Vigo Aresta Jaya, M. Eng (Ketum ISI), pembicara kelima Tubagus Furqon, Ph.D (Ketum ASPI), pembicara keenam Dr. Sumaryono (Badan Informasi Geospasial), pembicara ketujuh Ir. Wisno Broto Sarosa, M.Dev (BPN), dan pembicara kedelapan Gilang Widyawisaksana, ST, MT (ESRI)
Pembicara di Acara Seminar
Pembicara di Acara Seminar
Penandatanganan MOU juga dilakukan dengan Ikatan Suveyor Indonesia, Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia, Asosiasi Kartografi Indonesia, Ikatan Geograf Indonesia dan ESRI terkait Integritas Geospal dalam Bidang PWK, yang diwakili oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Esa Unggul Dr. Ir. Novi Erni, MM.
Saat Penandatanganan MOU
Saat Penandatanganan MOU
Dalam hal ini Kemenakertrans RI berharap Esa Unggul dapat menjadi mitra kedepannya dalam Kesehatan Keselamatan Kerja Industri di Indonesia, mengingat angka kematian akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di Indonesia masih tinggi. “Angkanya masih sembilan pekerja per hari”, ujar Ir. Amri AK, MM.
ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah berjalan sejak akhir 2015, dimana ini merupakan bentuk integrasi ekonomi yang sangat potensial di kawasan ASEAN maupun dunia. Barang, jasa, modal dan investasi akan bergerak bebas di kawasan ini. Integrasi ekonomi regional memang suatu kecenderungan dan keharusan di era global saat ini. Hal ini menyiratkan aspek persaingan yang menyodorkan peluang sekaligus tantangan bagi semua negara. Skema AEC 2015 tentang ketenagakerjaan, misalnya, memberlakukan liberalisasi tenaga kerja profesional, seperti dokter, insinyur, akuntan dan sebagainya. Celakanya Human Development Index (HDI) Indonesia masih tergolong rendah. Di antara 182 negara di dunia, Indonesia berada di urutan 111. Bahkan di Asia Tenggara, Indonesia masih berada di urutan keenam dari 10 negara. Kita masih berada di bawah Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Pameran Karya Fakultas Teknik
Pameran Karya Fakultas Teknik
Dalam pembangunan infrastruktur, kebutuhan tenaga kerja insinyur yang merupakan salah satu “kekuatan” Indonesia masih kalah jauh dari negara tetangga baik dari segi jumlah/rasio serta sertifikasi keahlian. (RZR)
Acara Hiburan
Acara Hiburan

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Popular Posts